BUDAYA
YANG ADA DI KABUPATEN BIAK NUMFOR PROVINSI PAPUA
Kabupaten Biak Numfor merupakan salah salah satu
kabupaten yang terletak di bagian utara provinsi papua. Kabupaten ini termasuk
kabupaten yang sangat maju dibanding dengan kabupaten-kabupaten lainnya di
provinsi papua. Selain itu pada kabupaten tersebut dikenal akan berbagai macam
budaya dan kekayaan alamnya. Terdapat juga daerah korservasi bawah laut
kecamaatan Padaido dan Aimando yang biasanya digunakan oleh para peneliti untuk
meneliti hal-hal terberu tentang kehidupan dalam laut. Menurut pandapat para
ahli atau para peneliti yang telah meneliti di di kedua kecamatan tersebut, di
simpulkan bahwa kabupaten Biak Numfor sangat sesuai dan sangat tepat untuk di
jadikan sebagai daerah konservasi bawah laut mengingat terdapat 30 pulau yang
dimiliki oleh kabupaten tersebut. Berbicara tentang kabupaten Numfor secara
tidak langsung kita berbicara akan budaya yang dimiliki oleh kabupaten
tersebut. Berikut ini akan dipaparkan hal-hal yang menjadi budaya atau
kebiasaan hidup masyarakat Numfor.
1. Peralataan hidup
Ø Senjata tradisional:
Busur
dan anak panah: senjata tradisional yang di gunakan
untuk berperang dan berburuh.
Kalawai:
kalawai merupakan senjata tradisional yang dibuat dari batang bambu dan pada
ujung bambu tersebut di pasang batangan- batangan besi yang berfariasi
jumlahnya yakni tiga, empat atau lima. Senjata tradisional ini biasa di gunakaan untuk berburuh atau melempar
ikan di laut.
Tombak:
tombak merupakan senjata tradisional yang terbuat dari kayu dan pada bagian
ujungya di pasang besi yang sangat tajam. Senjata tradisional ini biasa
digunakan untuk berburuh atau untuk berperang.
Ø Rumah adat
:
Rumsram:
Rumah
adat suku biak,atapnya terbuat dari daun sagu yang telah kering. Dindingnya
terbuat dari pelepah sagu
2. Kesenian
Ø Alat musik:
Jukelele:
alat musik yang terbuat dari kayu dan bentuknya seperti gitar tetapi, dalam
ukuran mini, senar yang digunakan adalah nilon yang berukuran 20, 40, dan 60. Jukelele
hanya memiliki 3 senar. Alat musik ini digunakan pada saat acara adat, acara
keagamaan atau hanya sekedar untuk menghibur diri pada saat- saat santai.
Tifa:
alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit biawak. Pada alat musik ini terdapat
ukiran- ukiran yang has biak. Alat musik ini biasa digunakan untuk mengiringi
tarian-tarian dibiak.
Stembas:
alat
musik ini terbuat dari kayu dan bentuknya seperti gitar tetapi, dalam ukuran jumbo atau besar, senar yang
digunakan adalah nilon yang berukuran 300, 400, dan 500. Stembas hanya memiliki
3 senar. Alat musik ini hanya digunakan pada saat acara-acara adat, dan
keagamaan saja. Cara memainkan alat musik ini adalah di tarik.
Triton:
triton
merupakan atat musik dari kulit kerang yang berukurang besar. Cara memainkan
alat musik ini adalah ditiup. Dahulu kalah alat musik ini dibunyikan ketika
akan memulai ibadah minggu pagi. Namun, digunakan juga dalam acara-acara adat dan untuk mengingatkan masyarakat ketika
akan ada peperangan.
Ø Lagu daerah:
Apuse:
lagu
ini berasal dari biak. Secara singkat lagu tersebut menceritakan tentang seorang
kakek dan cucunya. Pada suatu ketika, kakek dan cucunya sedang duduk-duduk di
halaman depan rumah, sang cucu berkata kepada kakeknya, kek aku ingin pergi ke
negeri seberang untuk menuntut ilmu. sang kakekpun berbalik dan menatap mata
cucunya, lalu memberikan sehelai sapu tangan kepada cucunya dan berkata
pergilah nak, Gunakan sapu tangan itu untuk mengusap air matamu ketika
mengingatku.
Ø Tarian adat:
Yospan:
tarian yospan (yosim pancar) merupakan tarian asli biak. Tarian ini biasa di
tarikan pada saat acara keagamaan, acara adat, atau untuk menyambut para
pejabat yang mengadakan kunjungan ke kampung tertentu. Dalam menarikan tarian
ini harus berpasangan laki-laki dan pereempuan.
Wor:
wor merupakan tarian yang diiringi oleh lagu-lagu dari para petua adat. Untuk
menarikan tarian ini, para penari diwajibkan untuk memegang satu senjata
tradisional misalnya; tombak, busur, kalawai, dll.
Mapia:
tarian ini besal dari salah satu pulau yang dimiliki oleh kabupaten biak numfor.
Nama tarian tersebut disesuaikan dengan nama pulau tempat tarian itu berasal
yaitu mapia. Dalam menarikan tarian ini harus berpasangan laki-laki dan
perempuan. Tarian ini biasa ditarikan untuk menyambut kedatangan para pejabat
kepulau ke pulau mapia.
Mansorandak:
tarian
mansorandak merupakan tarian yang ditarikan untuk menyambut kedatangan
seseorang yang telah lama merantau di daerah lain. Tarian ini melibatkan
seluruh angota keluarga dan keluarga-keluarga terdekat lainnya.
3. Cerita Rakyat
Ada beberapa cerita rakyat dari Biak
antara lain; ”Manarmakeri”,” Yohana”, “Af dan Aruken”. Namun berikut ini hanya
akan dipaparkan secara singkat cerita rakyat Manarmakeri.
Manarmakeri adalah seorang yang sederhana, yang tinggal didaerah Biak timur. Dia hanya tinggal seorang diri tanpa dampingan dari seorang isteri dan anak. Dia dijauhi oleh masyarakat setempat karena penyakit kulitnya yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Karena kejadian ini, Dia pergi hidup menyendiri menghindari masyarakat tersebut. Kegiatan yang biasa dilakukan dia yaitu membuat saguer (minuman khas biak), yang terbuat dari pucuk kelapa yang hendak menjadi buah utuh.
Manarmakeri adalah seorang yang sederhana, yang tinggal didaerah Biak timur. Dia hanya tinggal seorang diri tanpa dampingan dari seorang isteri dan anak. Dia dijauhi oleh masyarakat setempat karena penyakit kulitnya yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Karena kejadian ini, Dia pergi hidup menyendiri menghindari masyarakat tersebut. Kegiatan yang biasa dilakukan dia yaitu membuat saguer (minuman khas biak), yang terbuat dari pucuk kelapa yang hendak menjadi buah utuh.
Pada suatu hari, dia
membuat saguer untuk dijual. Dia membuatnya dan sesekali mengecek hasilnya.
Namun yang terjadi adalah, saguer tersebut terus habis karena diminum. Kejadian
ini beberapa kali terjadi hingga membutnya penasaran, siapa yang telah meminum
saguer tersebut. Akhirnya dia membuat rencana untuk mencari tahu siapa yang
telah meminum saguer tersebut. Dengan bermalam di atas pohon kelapa tempat Ia
membuat saguer itu, ia memantau keadaan malam itu disekitar tempat kejadian
namun ia tidak melihat tanda-tanda akan adanya pecurian.
Hingga waktu mendekati pagi, Ia
mendapati sebuah bintang yang cahayanya sangat terang, yang lama-kelamaan
mendekati pohon kelapa tersebut. setelah melihat bintang yang semakin mendekat
itu, Manarmakeri kembali bersembunyi di balik dahan pohon kelapa itu.
Dilihatnya bintang pagi itu hendak mengambil saguer tersebut. Manarmakeri
akhirnya memergoki bintang pagi tersebut dan langsung menangkapnya.
Saat menangkap bintang pagi
tersebut, manarmakeri meminta agar bintang pagi tersebut bertanggung jawab atas
hilangnya saguer yang telah Ia buat. Bintang pagi tersebut dengan menyesal
meminta agar manarmakeri melepaskannya karena hari sudah hampir pagi dan
bintang pagi tersebut harus kembali pada tempatnya. Namun manarmakeri tetap
memaksa agar bintang pagi tersebut bertanggung jawab. Bintang pagi tersebut
akhirnya membuat kesepakatan dengan Manarmakeri agar Ia bisa dilepaskan dan
segera kembali ke tempatnya.
Bintang pagi tersebut
kemudian memberi permintaan kepada Manarmakeri. Apa pun yang diminta
Manarmakeri, ia akan mengabulkannya. Manarmakeri kemudian menggunakan
kesempatan yang baik untuk meminta sebuah permintaan. “Berikan aku seorang
wanita agar kujadikan dia sebagai isteriku”, kata Manarmakeri kepada bintang
pagi itu. Bintang pagi itu mengiakan permintaannya dan langsung menyuruh
Manarmakeri untuk mengambil buah dari pohon Bintanggur yang berada di tepi
pantai. “Jika kau melihat para wanita yang sedang mandi di sungai, kau harus
membuang buah Bintanggur tersebut mengikuti aliran air sungai tersebut dan
menyentuh buah dada dari salah satu dari wanita tersebut, maka wanita itu yang
akan menjadi isterimu”. Kata Bintang pagi melanjutkan perintahnya.
Manarmakeri mengikuti perintah Bintang
Pagi itu. Dia lalu mengambil buah bintanggur dan membawanya ke dekat sungai
yang di situ banyak wanita yang sedang mandi. Manarmakeri manghanyutkan buah
Bintanggur tersebut hingga mengenai seorang wanita tepat di buah. Itulah
garis-garis besar cerita rakyat Manarmaker yang berasal dari Biak Numfor..
4.
Bahasa
daerah
Bahasa daerah yang digunakan di
kabupaten biak numfor adalah bahasa baik. Hanya saja setiap kecamatan memiliki
cara pelafalan atau dialek berbicara yang berbeda. Misalnya kata “pergi” di
biak timur dalam bahasa biak disebut” kora”. Sedangkan di biak utara dalam
bahasa biak disebut “ora”.
5. Sistem kepercayaan
pada
umumnya masyarakat di kabupaten Biak Numfor telah mempercayai dan mengenal adanya Tuhan atau Sang pencipta.
kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Biak adalah Kristen
Protestan kemudian Khatolik dan yang terakhir adalah Islam. Kepercayaan kristen
protestan sendiri dibawah oleh dua orang penginjil yang asal Belanda, zendeling-werklieden (utusan tukang) dari
Jerman, C.W. Ottow dan Johann Gottlob Geissler, sejak
tahun 5 februari 1855 ke kota Manokwari (tepatnya di Mansinam) dan segera
menyebar keseluruh pelosok tanah Papua. Dari situ masyarakat Papua, khususnya
Biak, mulai perlahan-lahan meninggalkan ajaran / kepercayaan tradisional. “Manseren Nanggi” atau Tuhan, begitulah
masyarakat Biak sering menyebut nama Sang Pencipta dalam bahasa Biak.
6. Kepercayaan tradisional
Dahulu
kalah masyarakat biak pada umunya menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
Hal ini dibuktikan dengan adanya gua-gua, pohon-pohon, batu-batu, dan kubur atu
makam yang ditemukan telah berusiah ratusan tahun. Sering juga para petua-petua
adat menceritakat cerita-cerita yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan
masyarakat puba setempat.
7.
Sistem
pencarian
sebagian
besar masyarakat asli Biak berprofesi sebagai Nelayan dan Petani karena daerah
biak sendiri sebagian besar merupakan daerah perairan dan memiliki pulau-pulau
kecil yang sangat banyak. Sehingga memproduksi hasil laut yang banyak seperti
ikan, lobster, udang, cumi, dll. Selain nelayan, masyarakat biak juga
berprofesi sebagai petani. Hasil pertanian tersebut mulai dari buah hingga
sayuran seperti ketimun, cabai, kol,
ubi-ibian, dll. Sehingga dari hasil ini, masyarakat biak memenuhi kebutuhan
mereka.
Info yang bagus , kita jadi bisa mengenal saudara di Biak
BalasHapusBo napi yo wemir,
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusMakasih atas penjelasannya.
BalasHapus